Sunda yang tergerus jaman
tek berjalan
Jumat, 07 Desember 2012
Sabtu, 15 September 2012
Kunti jeung tukang sado
Dina hiji peuting kacaritakeun mang Udin tukang sado rek balik saenggeus
mangkal di dayeuh, pas keur ditengah jalan mang Udin nu euker
mengendarai kuda supaya baik jalanya, ningali aya awewe keur nangtung
disisi jalan bari make baju bodas bari buukna panjang nepi ka bujurna,
ku mang udin ditanya:
"Neng bade kamana wengi-wengi kieu'?". "Nya eta mang bade ka ka bojong lopang" jawab na.
Tuluy singkat carita eta awewe teh milu ka mang udin da kampung mang udin ngaliwatan kampung nu rek dituju ku awewe eta. Pas nepi ka bojong lopang awewe eta turun bari ngasongkeun duit 20,000,.
"Ah neng sawios atuh" ceuk mang udin. Si awewe eta teu loba carita bari init kana rungkun anu poek, barang teu lila mang udin kaget nempo duit 20,000 tadi rubah jadi daun kararas, Bari nga gurutu mang Udin nyarita "Dasar Kunti lanak",
teu lila sia wewe eta bijil dei tina rungkun anu poek bari nyarita
"Dari pada amang mah TUKANG SADO"
"Neng bade kamana wengi-wengi kieu'?". "Nya eta mang bade ka ka bojong lopang" jawab na.
Tuluy singkat carita eta awewe teh milu ka mang udin da kampung mang udin ngaliwatan kampung nu rek dituju ku awewe eta. Pas nepi ka bojong lopang awewe eta turun bari ngasongkeun duit 20,000,.
"Ah neng sawios atuh" ceuk mang udin. Si awewe eta teu loba carita bari init kana rungkun anu poek, barang teu lila mang udin kaget nempo duit 20,000 tadi rubah jadi daun kararas, Bari nga gurutu mang Udin nyarita "Dasar Kunti lanak",
teu lila sia wewe eta bijil dei tina rungkun anu poek bari nyarita
"Dari pada amang mah TUKANG SADO"
18+
Kangkung Kang
Bonteng Neng
Nangtung Kang
Nongeng Neng
Kacang kang
Jahe Neng
Gancang Kang
Hese Neng
Luncat kang
Bihun neng
Bucat Kang
Muhun Neng
Hui Kang
Taleus Neng
Deui Kang
Leuleus Neng
Kacambah kang
Toge neng
Nambah kang
Mangke Neng
Jndral kang
Koboy Neng
Enggal Kang
Letoy Neng....
Jumat, 24 Agustus 2012
definisi sunda
Suku Sunda
Suku Sunda Urang Sunda |
---|
![]() |
Orang Sunda terkenal; dari atas ke bawah: baris atas: Dewi Sartika, Djoeanda Kartawidjaja, Ali Sadikin, Umar Wirahadikusumah, Oto Iskandar di Nata. baris bawah: Rieke Dyah Pitaloka, Rhoma Irama, Hassan Wirajuda, Taufik Hidayat, Marty Natalegawa. |
Jumlah populasi |
|
Kawasan dengan populasi yang signifikan |
Jawa Barat: 28,4 juta. Banten: 2,5 juta. Jakarta: 1,5 juta. Lampung: 1 juta. |
Bahasa |
bahasa Sunda, dan bahasa Indonesia. |
Agama |
Mayoritas Islam, namun ada sedikit yang beragama Hindu, Sunda Wiwitan, dan Kristen |
Kelompok etnik terdekat |
Suku Jawa, Suku Cirebon, Suku Baduy dan Suku Betawi. |
Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia, yang mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa Barat, Banten, Jakarta, dan Lampung.
Suku Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia.
Sekurang-kurangnya 15,41% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda.
Mayoritas orang Sunda beragama Islam, akan tetapi ada juga sebagian kecil yang beragama kristen, Hindu, dan Sunda Wiwitan/Jati Sunda. Agama Sunda Wiwitan masih bertahan di beberapa komunitas pedesaan suku Sunda, seperti di Kuningan dan masyarakat suku Baduy di Lebak Banten yang berkerabat dekat dan dapat dikategorikan sebagai suku Sunda.
Jati diri yang mempersatukan orang Sunda adalah bahasanya dan budayanya. Orang Sunda dikenal memiliki sifat optimistis, ramah, sopan, dan riang.[2] Orang Portugis mencatat dalam Suma Oriental
bahwa orang sunda bersifat jujur dan pemberani. Karakter orang Sunda
yang periang dan suka bercanda seringkali ditampilkan melalui tokoh
populer dalam cerita Sunda yaitu Kabayan dan tokoh populer dalam wayang golek yaitu Cepot, anaknya Semar.
Mereka bersifat riang, suka bercanda, dan banyak akal, tetapi
seringkali nakal. Orang sunda juga adalah yang pertama kali melakukan
hubungan diplomatik secara sejajar dengan bangsa lain. Sang Hyang Surawisesa
atau Raja Samian adalah raja pertama di Nusantara yang melakukan
hubungan diplomatik dengan Bangsa lain pada abad ke 15 dengan orang
Portugis di Malaka. Hasil dari diplomasinya dituangkan dalam Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal. Beberapa tokoh Sunda juga menjabat Menteri dan pernah menjadi wakil Presiden pada kabinet RI.
Disamping prestasi dalam bidang politik (khususnya pada awal masa
kemerdekaan Indonesia) dan ekonomi, prestasi yang cukup membanggakan
adalah pada bidang budaya yaitu banyaknya penyanyi, musisi, aktor dan
aktris dari etnis Sunda, yang memiliki prestasi di tingkat nasional,
maupun internasional.[3]
Etimologi
Menurut Rouffaer (1905: 16) menyatakan bahwa kata Sunda berasal dari
akar kata sund atau kata suddha dalam bahasa Sansekerta yang mempunyai
pengertian bersinar, terang, putih (Williams, 1872: 1128, Eringa, 1949:
289). Dalam bahasa Jawa Kuno (Kawi) dan bahasa Bali pun terdapat kata
sunda, dengan pengertian: bersih, suci, murbi, tak tercela/bernoda, air,
tumpukan, pangkat, waspada (Anandakusuma, 1986: 185-186; Mardiwarsito,
1990: 569-570; Winter, 1928: 219).. Orang Sunda meyakini bahwa memiliki
etos atau karakter Kasundaan, sebagai jalan menuju keutamaan hidup.
Karakter Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (cerdas). Karakter ini telah dijalankan oleh masyarakat yang bermukim di Jawa bagian barat sejak zaman kerajaan Kerajaan Salakanagara, Kerajaan Tarumanagara, Kerajaan Sunda-Galuh, Kerajaan Pajajaran hingga sekarang .
Nama Sunda mulai digunakan oleh raja Purnawarman pada tahun 397 untuk menyebut ibukota Kerajaan Tarumanagara
yang didirikannya. Untuk mengembalikan pamor Tarumanagara yang semakin
menurun, pada tahun 670, Tarusbawa, penguasa Tarumanagara yang ke-13,
mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Kemudian peristiwa
ini dijadikan alasan oleh Kerajaan Galuh untuk memisahkan negaranya dari
kekuasaan Tarusbawa. Dalam posisi lemah dan ingin menghindarkan perang
saudara, Tarusbawa menerima tuntutan raja Galuh. Akhirnya kawasan
Tarumanagara dipecah menjadi dua kerajaan, yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan Sungai Citarum sebagai batasnya.
Bahasa
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bahasa Sunda
Dalam percakapan sehari-hari, etnis Sunda banyak menggunakan bahasa
Sunda. Namun kini telah banyak masyarakat Sunda terutama yang tinggal di
perkotaan tidak lagi menggunakan bahasa tersebut dalam bertutur kata.[4] Seperti yang terjadi di pusat-pusat keramaian kota Bandung dan Bogor, dimana banyak masyarakat yang tidak lagi menggunakan bahasa Sunda.
Ada beberapa dialek
dalam bahasa Sunda, mulai dari dialek Sunda-Banten, hingga dialek
Sunda-Jawa Tengahan yang mulai tercampur bahasa Jawa. Para pakar bahasa
biasanya membedakan enam dialek yang berbeda[1]. Dialek-dialek ini
adalah:
- Dialek Barat
- Dialek Utara
- Dialek Selatan
- Dialek Tengah Timur
- Dialek Timur Laut
- Dialek Tenggara
Dialek Barat dipertuturkan di daerah Banten selatan[2]. Dialek Utara
mencakup daerah Sunda utara termasuk kota Bogor dan beberapa bagian
Pantura. Lalu dialek Selatan adalah dialek Priangan yang mencakup kota
Bandung dan sekitarnya. Sementara itu dialek Tengah Timur adalah dialek
di sekitar Majalengka. Dialek Timur Laut adalah dialek di sekitar
Kuningan, dialek ini juga dipertuturkan di beberapa bagian Brebes, Jawa
Tengah. Dan akhirnya dialek Tenggara adalah dialek sekitar Ciamis.
Kesenian
Seni tari
Seni tari utama dalam Suku Sunda adalah tari jaipongan, tari merak, dan tari topeng.
Tanah Sunda (Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik, Jaipongan
adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini. Jaipongan
atau Tari Jaipong sebetulnya merupakan tarian yang sudah moderen karena
merupakan modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas Sunda
yaitu Ketuk Tilu. Tari Jaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang
khas pula, yaitu degung. Musik ini merupakan kumpulan beragam alat musik seperti gendang, gong, saron, kecapi,
dsb. Degung bisa diibaratkan 'Orkestra' dalam musik Eropa/Amerika. Ciri
khas dari Tari Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, dimana alat
musik kendang terdengar paling menonjol selama mengiringi tarian.
Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang, berpasangan atau
berkelompok. Sebagai tarian yang menarik, Jaipong sering dipentaskan
pada acara-acara hiburan, selamatan atau pesta pernikahan.
Wayang Golek
Tanah Sunda terkenal dengan kesenian Wayang Golek-nya. Wayang Golek
adalah pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan
oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara yang disebut Dalang.
Seorang Dalang memiliki keahlian dalam menirukan berbagai suara manusia.
Seperti halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik Degung
lengkap dengan Sindennya. Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara
hiburan, pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu pementasannya pun
unik, yaitu pada malam hari (biasanya semalam suntuk) dimulai sekitar
pukul 20.00 – 21.00 hingga pukul 04.00 pagi. Cerita yang dibawakan
berkisar pada pergulatan antara kebaikan dan kejahatan (tokoh baik
melawan tokoh jahat). Ceritanya banyak diilhami oleh budaya Hindu dari
India, seperti Ramayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam
cerita mengambil nama-nama dari tanah India.Dalam Wayang Golek, ada
‘tokoh’ yang sangat dinantikan pementasannya yaitu kelompok yang
dinamakan Purnakawan, seperti Dawala dan Cepot. Tokoh-tokoh ini digemari
karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan peran lucu
(seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton. Seorang
Dalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan variasi yang
sangat menarik.
Seni musik
Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya.
Dalam memainkan Degung biasanya ada seorang penyanyi yang membawakan
lagu-lagu Sunda dengan nada dan alunan yang khas. Penyanyi ini biasanya
seorang wanita yang dinamakan Sinden. Tidak sembarangan orang dapat
menyanyikan lagu yang dibawakan Sinden karena nada dan ritme-nya cukup
sulit untuk ditiru dan dipelajari.Dibawah ini salah salah satu
musik/lagu daerah Sunda :
Bubuy Bulan Es Lilin Manuk Dadali Tokecang Warung Pojok
1. Calung Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe
dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara
digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan mepukul batang (wilahan,
bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras
(tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan
calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang
dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).
2. Angklung Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang
terbuat dari bambu khusus yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna
sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung masih sebatas
kepentingan kesenian local atau tradisional.
Rumah Adat
Secara tradisional rumah orang Sunda berbentuk panggung dengan
ketinggian 0,5 m - 0,8 m atau 1 meter di atas permukaan tanah. Pada
rumah-rumah yang sudah tua usianya, tinggi kolong ada yang mencapai 1,8
meter. Kolong ini sendiri umumnya digunakan untuk tempat mengikat
binatang-binatang peliharaan seperti sapi, kuda, atau untuk menyimpan
alat-alat pertanian seperti cangkul, bajak, garu dan sebagainya. Untuk
naik ke rumah disediakan tangga yang disebut Golodog yang terbuat dari
kayu atau bambu, yang biasanya terdiri tidak lebih dari tiga anak
tangga. Golodog berfungsi juga untuk membersihkan kaki sebelum naik ke
dalam rumah.
Rumah adat Sunda sebenarnya memiliki nama yang berbeda-beda
bergantung pada bentuk atap dan pintu rumahnya. Secara tradisional ada
atap yang bernama suhunan Jolopong, Tagong Anjing, Badak Heuay, Perahu
Kemureb, Jubleg Nangkub, Capit Gunting, dan Buka Pongpok. Dari
kesemuanya itu, Jolopong adalah bentuk yang paling sederhana dan banyak
dijumpai di daerah-daerah cagar budaya atau di desa-desa.
Jolopong memiliki dua bidang atap yang dipisahkan oleh jalur suhunan
di tengah bangunan rumah. Batang suhunan sama panjangnya dan sejajar
dengan kedua sisi bawah bidang atap yang sebelah menyebelah, sedangkan
lainnya lebih pendek dibanding dengan suhunan dan memotong tegak lurus
di kedua ujung suhunan itu.
Interior yang dimiliki Jolopong pun sangat efisien. Ruang Jolopong
terdiri atas ruang depan yang disebut emper atau tepas; ruangan tengah
disebut tengah imah atau patengahan; ruangan samping disebut pangkeng
(kamar); dan ruangan belakang yang terdiri atas dapur yang disebut pawon
dan tempat menyimpan beras yang disebut padaringan. Ruangan yang
disebut emper berfungsi untuk menerima tamu. Dulu, ruangan ini dibiarkan
kosong tanpa perkakas atau perabot rumah tangga seperti meja, kursi,
ataupun bale-bale tempat duduk. Jika tamu datang barulah yang empunya
rumah menggelarkan tikar untuk duduk tamu. Seiring waktu, kini sudah
disediakan meja dan kursi bahkan peralatan lainnya. Ruang balandongan
berfungsi untuk menambah kesejukan bagi penghuni rumah. Untuk ruang
tidur, digunakan Pangkeng. Ruangan sejenis pangkeng ialah jobong atau
gudang yang digunakan untuk menyimpan barang atau alat-alat rumah
tangga. Ruangan tengah digunakan sebagai tempat berkumpulnya keluarga
dan sering digunakan untuk melaksanakan upacara atau selamatan dan ruang
belakang (dapur) digunakan untuk memasak.
Ditilik dari segi filosofis, rumah tradisional milik masyarakat Jawa
Barat ini memiliki pemahaman yang sangat mengagumkan. Secara umum, nama
suhunan rumah adat orang Sunda ditujukan untuk menghormati alam
sekelilingnya. Hampir di setiap bangunan rumah adat Sunda sangat jarang
ditemukan paku besi maupun alat bangunan modern lainnya. Untuk penguat
antar tiang digunakan paseuk (dari bambu) atau tali dari ijuk ataupun
sabut kelapa, sedangkan bagian atap sebagai penutup rumah menggunakan
ijuk, daun kelapa, atau daun rumia, karena rumah adat Sunda sangat
jarang menggunakan genting. Hal menarik lainnya adalah mengenai material
yang digunakan oleh rumah itu sendiri. Pemakaian material bilik yang
tipis dan lantai panggung dari papan kayu atau palupuh tentu tidak
mungkin dipakai untuk tempat perlindungan di komunitas dengan peradaban
barbar. Rumah untuk komunitas orang Sunda bukan sebagai benteng
perlindungan dari musuh manusia, tapi semata dari alam berupa hujan,
angin, terik matahari dan binatang.
Sistem Kekerabatan
Sistem keluarga dalam suku Sunda bersifat bilateral, garis keturunan
ditarik dari pihak bapak dan ibu. Dalam keluarga Sunda, bapak yang
bertindak sebagai kepala keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan
peranan agama Islam yang sangat mempengaruhi adat istiadat mewarnai
seluruh sendi kehidupan suku Sunda.Dalam suku Sunda dikenal adanya
pancakaki yaitu sebagai istilah-istilah untuk menunjukkan hubungan
kekerabatan. Dicontohkannya, pertama, saudara yang berhubungan langsung,
ke bawah, dan vertikal. Yaitu anak, incu (cucu), buyut (piut), bao,
canggahwareng atau janggawareng, udeg-udeg, kaitsiwur atau gantungsiwur.
Kedua, saudara yang berhubungan tidak langsung dan horizontal seperti
anak paman, bibi, atau uwak, anak saudara kakek atau nenek, anak saudara
piut. Ketiga, saudara yang berhubungan tidak langsung dan langsung
serta vertikal seperti keponakan anak kakak, keponakan anak adik, dan
seterusnya. Dalam bahasa Sunda dikenal pula kosa kata sajarah dan
sarsilah (salsilah, silsilah) yang maknanya kurang lebih sama dengan
kosa kata sejarah dan silsilah dalam bahasa Indonesia. Makna sajarah
adalah susun galur/garis keturunan.
Masakan Khas
Beberapa jenis makanan jajanan tradisional Indonesia yang berasal
dari tanah sunda, seperti sayur asem, sayur lodeh, pepes, lalaban, dll.
Jumat, 10 Agustus 2012
Film-Film Hollywood Versi Bahasa Sunda
a. Saving Private Ryan - Nulungan si Rian
b. Enemy At The Gate - Musuh Ngajedog di Pager
c. Die Hard - Teu Paeh-Paeh
d. Die Hard II - Can Paeh Keneh
e. Die Hard III With A Vengeance - Nya’an euy Hese Pisan Paehna
f. Bad Boys – budag bedegong
g. Rocky - Osok Neunggeulan Batur
h. Rain Man - Lalaki Cicing di Bogor
i. Here’s Something About Marry - Ari Ceu Meri Teh Kunaon?
j. Mission Impossible - Moal Bisa
k. Titanic - Tilelep
l. Paycheck - Nganjuk Heula
m. Reign of Fire - Beubeuleuman
n. Original Sin - Tara Ka Mesjid
o. Sleepless In Seattle - Cenghar Di Ciateul
p. Silence of The Lambs - Embe Pundung
q. Ghost - Jurig Kasep
r. Bad Boys - Budak Baong
s. Are We There Yet? - Lila Teuing Nepina Euy?
t. Home Alone - Tinggaleun
u. Casablanca - Mengkol Ti Sudirman
v. Gone In Sixty Seconds - Indit Siah Kaditu!
w. The Awakening - Hudang Sare
x. After The Sunset - Tereh Maghrib
b. Enemy At The Gate - Musuh Ngajedog di Pager
c. Die Hard - Teu Paeh-Paeh
d. Die Hard II - Can Paeh Keneh
e. Die Hard III With A Vengeance - Nya’an euy Hese Pisan Paehna
f. Bad Boys – budag bedegong
g. Rocky - Osok Neunggeulan Batur
h. Rain Man - Lalaki Cicing di Bogor
i. Here’s Something About Marry - Ari Ceu Meri Teh Kunaon?
j. Mission Impossible - Moal Bisa
k. Titanic - Tilelep
l. Paycheck - Nganjuk Heula
m. Reign of Fire - Beubeuleuman
n. Original Sin - Tara Ka Mesjid
o. Sleepless In Seattle - Cenghar Di Ciateul
p. Silence of The Lambs - Embe Pundung
q. Ghost - Jurig Kasep
r. Bad Boys - Budak Baong
s. Are We There Yet? - Lila Teuing Nepina Euy?
t. Home Alone - Tinggaleun
u. Casablanca - Mengkol Ti Sudirman
v. Gone In Sixty Seconds - Indit Siah Kaditu!
w. The Awakening - Hudang Sare
x. After The Sunset - Tereh Maghrib
Kamis, 09 Agustus 2012
Tatarucingan men
Bahasa Arabna buah-buahan | Alpukat |
Bahasa Arabna Permadani | Alketip |
Bahasa Arabna Kalender | Almenak |
Bahasa Arabna Parabot dapur | Almunium |
Leutik Hideng Kesangan ? | Sireum Tas Pus ap |
Hideung Koneng Hejo ? | Urang Negro Modolna Jukut |
Tikajauhan koneng ti kadeukeutan beureum | Jawab Salah tetenjoan |
Di cabak ledok di takol ngabelentrang | Tai kotok dina Katel |
Sato Naon Nupang leutikna | Tongo tapa 10 taun,tipes,kagencet batu |
Kaleng Naon Nu Paur | Kalengkahan Maung |
Kaca naon nu Berat | Kacalikan Gajah |
Tahu naon nu pangbauna | Tahuntu Sia |
Ucing Ngising Muru naon | Murukungkung |
Jelma modol bari naon | Barijil |
Leutik bodas ngabelesat | Remeh napel na pesawat jet |
Oray hejo ngaringkel Udud | Obat nyamuk |
Kumaha ngabedakeun gajah leutik jeung gajah gede | Di ayak |
Di asupkeun kalah kaluar | Kancing |
Basa Jepangna nu Reneh renang | Kukira Kura kura |
Basa Jepangna Botak | Karineke |
Basa jepangna Naek Motor | Suzuki kutaiki |
Basa Arabna Ombeh | Ala an Taina |
Basa Arabna Kopeah | Waddahuulu |
Basa Cinana Leupas | Cing Cuang Cang-cang |
Basa Cinana Rok | Cing Cuang Cing Cat |
Basa Jepangna Boke | Sakurata |
Mun Turun Lila, Mun Naek Gancang | Leho |
Tugu naon nu enak | Tugo Monas..monasi goreng, monasi uduk, kumaha ilaing we |
Nabi nu sok ngaroko | Nabi Wir |
Sapi naon nu gancang | Sapida balap |
Di teuk teuk angger panjang | Kacang Panjang |
Huluna na suku, matana na suku, irungna nasuku, awakna na suku? | Hayam katincak |
Leutik bodas hirup,cicing dina hulu | Kutu keur keputihan |
Aki-aki ragrag surak | Sakti |
Basa Arabna nini-nini lagrag ti tingkat 5 | Innalilahi Wainna ilaihi roji’un |
Lele naon nu sok aya di sisi jalan | Lelepon Umum |
Bedana Apel jeung Upil | Apel mah luhureun meja, mun upil handapeun meja |
Paskibra naon nu teu ngenah | Pas kibra-kibrana sare di hudangkeun |
Bedana HP jeung monyet | HP mah Nokia, monyetmah Nukieu |
Lomari naon nu sok nyanyi | Lomari Irama… anjir maksakeun |
Oray naon nu majuna lempeng | Oray ngadahar linggis |
Cik Susun jadi kalimat “ Tai-Tikus-Kucing-Makan” | Kucing Makan Tikus,…Taina dahar ku Sia |
Jelema meuli bantal keur naon | Keur hudang |
Langganan:
Postingan (Atom)