tek berjalan

wilujeung sumping di blog abdi, kedah betah di blog abdi, insaallah kenging kasaean saatos ningali blog abdi

Sabtu, 15 September 2012

Kunti jeung tukang sado

Dina hiji peuting kacaritakeun mang Udin tukang sado rek balik saenggeus mangkal di dayeuh, pas keur ditengah jalan mang Udin nu euker mengendarai kuda supaya baik jalanya, ningali aya awewe keur nangtung disisi jalan bari make baju bodas bari buukna panjang nepi ka bujurna, ku mang udin ditanya:

"Neng bade kamana wengi-wengi kieu'?". "Nya eta mang bade ka ka bojong lopang" jawab na.

Tuluy singkat carita eta awewe teh milu ka mang udin da kampung mang udin ngaliwatan kampung nu rek dituju ku awewe eta. Pas nepi ka bojong lopang awewe eta turun bari ngasongkeun duit 20,000,.

"Ah neng sawios atuh" ceuk mang udin. Si awewe eta teu loba carita bari init kana rungkun anu poek, barang teu lila mang udin kaget nempo duit 20,000 tadi rubah jadi daun kararas, Bari nga gurutu mang Udin nyarita "Dasar Kunti lanak",

teu lila sia wewe eta bijil dei tina rungkun anu poek bari nyarita

"Dari pada amang mah TUKANG SADO"

18+

Kangkung Kang
Bonteng Neng
Nangtung Kang 
Nongeng Neng
Kacang kang
Jahe Neng
Gancang Kang
Hese Neng
Luncat kang
Bihun neng
Bucat Kang
Muhun Neng
Hui Kang
Taleus Neng
Deui Kang
Leuleus Neng
Kacambah kang
Toge neng
Nambah kang
Mangke Neng
Jndral kang
Koboy Neng
Enggal Kang
Letoy Neng....

Jumat, 24 Agustus 2012

definisi sunda

Suku Sunda

Suku Sunda
Urang Sunda
Notable Sundanese 2.jpg
Orang Sunda terkenal; dari atas ke bawah:
baris atas: Dewi Sartika, Djoeanda Kartawidjaja, Ali Sadikin, Umar Wirahadikusumah, Oto Iskandar di Nata.
baris bawah: Rieke Dyah Pitaloka, Rhoma Irama, Hassan Wirajuda, Taufik Hidayat, Marty Natalegawa.
Jumlah populasi
kurang lebih 34 juta[1](2003)
Kawasan dengan populasi yang signifikan
Jawa Barat: 28,4 juta.
Banten: 2,5 juta.
Jakarta: 1,5 juta.
Lampung: 1 juta.
Bahasa
bahasa Sunda, dan bahasa Indonesia.
Agama
Mayoritas Islam, namun ada sedikit yang beragama Hindu, Sunda Wiwitan, dan Kristen
Kelompok etnik terdekat
Suku Jawa, Suku Cirebon, Suku Baduy dan Suku Betawi.

Wanita Sunda pemetik teh di masa Hindia Belanda
Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia, yang mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa Barat, Banten, Jakarta, dan Lampung. Suku Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia. Sekurang-kurangnya 15,41% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda. Mayoritas orang Sunda beragama Islam, akan tetapi ada juga sebagian kecil yang beragama kristen, Hindu, dan Sunda Wiwitan/Jati Sunda. Agama Sunda Wiwitan masih bertahan di beberapa komunitas pedesaan suku Sunda, seperti di Kuningan dan masyarakat suku Baduy di Lebak Banten yang berkerabat dekat dan dapat dikategorikan sebagai suku Sunda.
Jati diri yang mempersatukan orang Sunda adalah bahasanya dan budayanya. Orang Sunda dikenal memiliki sifat optimistis, ramah, sopan, dan riang.[2] Orang Portugis mencatat dalam Suma Oriental bahwa orang sunda bersifat jujur dan pemberani. Karakter orang Sunda yang periang dan suka bercanda seringkali ditampilkan melalui tokoh populer dalam cerita Sunda yaitu Kabayan dan tokoh populer dalam wayang golek yaitu Cepot, anaknya Semar. Mereka bersifat riang, suka bercanda, dan banyak akal, tetapi seringkali nakal. Orang sunda juga adalah yang pertama kali melakukan hubungan diplomatik secara sejajar dengan bangsa lain. Sang Hyang Surawisesa atau Raja Samian adalah raja pertama di Nusantara yang melakukan hubungan diplomatik dengan Bangsa lain pada abad ke 15 dengan orang Portugis di Malaka. Hasil dari diplomasinya dituangkan dalam Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal. Beberapa tokoh Sunda juga menjabat Menteri dan pernah menjadi wakil Presiden pada kabinet RI.
Disamping prestasi dalam bidang politik (khususnya pada awal masa kemerdekaan Indonesia) dan ekonomi, prestasi yang cukup membanggakan adalah pada bidang budaya yaitu banyaknya penyanyi, musisi, aktor dan aktris dari etnis Sunda, yang memiliki prestasi di tingkat nasional, maupun internasional.[3]

Etimologi

Menurut Rouffaer (1905: 16) menyatakan bahwa kata Sunda berasal dari akar kata sund atau kata suddha dalam bahasa Sansekerta yang mempunyai pengertian bersinar, terang, putih (Williams, 1872: 1128, Eringa, 1949: 289). Dalam bahasa Jawa Kuno (Kawi) dan bahasa Bali pun terdapat kata sunda, dengan pengertian: bersih, suci, murbi, tak tercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, waspada (Anandakusuma, 1986: 185-186; Mardiwarsito, 1990: 569-570; Winter, 1928: 219).. Orang Sunda meyakini bahwa memiliki etos atau karakter Kasundaan, sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Karakter Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (cerdas). Karakter ini telah dijalankan oleh masyarakat yang bermukim di Jawa bagian barat sejak zaman kerajaan Kerajaan Salakanagara, Kerajaan Tarumanagara, Kerajaan Sunda-Galuh, Kerajaan Pajajaran hingga sekarang .
Nama Sunda mulai digunakan oleh raja Purnawarman pada tahun 397 untuk menyebut ibukota Kerajaan Tarumanagara yang didirikannya. Untuk mengembalikan pamor Tarumanagara yang semakin menurun, pada tahun 670, Tarusbawa, penguasa Tarumanagara yang ke-13, mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Kemudian peristiwa ini dijadikan alasan oleh Kerajaan Galuh untuk memisahkan negaranya dari kekuasaan Tarusbawa. Dalam posisi lemah dan ingin menghindarkan perang saudara, Tarusbawa menerima tuntutan raja Galuh. Akhirnya kawasan Tarumanagara dipecah menjadi dua kerajaan, yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan Sungai Citarum sebagai batasnya.

Peta linguistik Jawa Barat

Bahasa

Dalam percakapan sehari-hari, etnis Sunda banyak menggunakan bahasa Sunda. Namun kini telah banyak masyarakat Sunda terutama yang tinggal di perkotaan tidak lagi menggunakan bahasa tersebut dalam bertutur kata.[4] Seperti yang terjadi di pusat-pusat keramaian kota Bandung dan Bogor, dimana banyak masyarakat yang tidak lagi menggunakan bahasa Sunda.
Ada beberapa dialek dalam bahasa Sunda, mulai dari dialek Sunda-Banten, hingga dialek Sunda-Jawa Tengahan yang mulai tercampur bahasa Jawa. Para pakar bahasa biasanya membedakan enam dialek yang berbeda[1]. Dialek-dialek ini adalah:
  • Dialek Barat
  • Dialek Utara
  • Dialek Selatan
  • Dialek Tengah Timur
  • Dialek Timur Laut
  • Dialek Tenggara
Dialek Barat dipertuturkan di daerah Banten selatan[2]. Dialek Utara mencakup daerah Sunda utara termasuk kota Bogor dan beberapa bagian Pantura. Lalu dialek Selatan adalah dialek Priangan yang mencakup kota Bandung dan sekitarnya. Sementara itu dialek Tengah Timur adalah dialek di sekitar Majalengka. Dialek Timur Laut adalah dialek di sekitar Kuningan, dialek ini juga dipertuturkan di beberapa bagian Brebes, Jawa Tengah. Dan akhirnya dialek Tenggara adalah dialek sekitar Ciamis.

Kesenian

Seni tari

Seni tari utama dalam Suku Sunda adalah tari jaipongan, tari merak, dan tari topeng.
Tanah Sunda (Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik, Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini. Jaipongan atau Tari Jaipong sebetulnya merupakan tarian yang sudah moderen karena merupakan modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu. Tari Jaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaitu degung. Musik ini merupakan kumpulan beragam alat musik seperti gendang, gong, saron, kecapi, dsb. Degung bisa diibaratkan 'Orkestra' dalam musik Eropa/Amerika. Ciri khas dari Tari Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, dimana alat musik kendang terdengar paling menonjol selama mengiringi tarian. Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang, berpasangan atau berkelompok. Sebagai tarian yang menarik, Jaipong sering dipentaskan pada acara-acara hiburan, selamatan atau pesta pernikahan.

Wayang Golek

Tanah Sunda terkenal dengan kesenian Wayang Golek-nya. Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara yang disebut Dalang. Seorang Dalang memiliki keahlian dalam menirukan berbagai suara manusia. Seperti halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik Degung lengkap dengan Sindennya. Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan, pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu pementasannya pun unik, yaitu pada malam hari (biasanya semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 – 21.00 hingga pukul 04.00 pagi. Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara kebaikan dan kejahatan (tokoh baik melawan tokoh jahat). Ceritanya banyak diilhami oleh budaya Hindu dari India, seperti Ramayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil nama-nama dari tanah India.Dalam Wayang Golek, ada ‘tokoh’ yang sangat dinantikan pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti Dawala dan Cepot. Tokoh-tokoh ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan peran lucu (seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton. Seorang Dalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan variasi yang sangat menarik.

Seni musik

Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya. Dalam memainkan Degung biasanya ada seorang penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada dan alunan yang khas. Penyanyi ini biasanya seorang wanita yang dinamakan Sinden. Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan Sinden karena nada dan ritme-nya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari.Dibawah ini salah salah satu musik/lagu daerah Sunda :
Bubuy Bulan Es Lilin Manuk Dadali Tokecang Warung Pojok
1. Calung Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan mepukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).
2. Angklung Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian local atau tradisional.

Rumah Adat


Rumah tradisional Sunda suhunan Julang Ngapak di Papandak, Garut
Secara tradisional rumah orang Sunda berbentuk panggung dengan ketinggian 0,5 m - 0,8 m atau 1 meter di atas permukaan tanah. Pada rumah-rumah yang sudah tua usianya, tinggi kolong ada yang mencapai 1,8 meter. Kolong ini sendiri umumnya digunakan untuk tempat mengikat binatang-binatang peliharaan seperti sapi, kuda, atau untuk menyimpan alat-alat pertanian seperti cangkul, bajak, garu dan sebagainya. Untuk naik ke rumah disediakan tangga yang disebut Golodog yang terbuat dari kayu atau bambu, yang biasanya terdiri tidak lebih dari tiga anak tangga. Golodog berfungsi juga untuk membersihkan kaki sebelum naik ke dalam rumah.
Rumah adat Sunda sebenarnya memiliki nama yang berbeda-beda bergantung pada bentuk atap dan pintu rumahnya. Secara tradisional ada atap yang bernama suhunan Jolopong, Tagong Anjing, Badak Heuay, Perahu Kemureb, Jubleg Nangkub, Capit Gunting, dan Buka Pongpok. Dari kesemuanya itu, Jolopong adalah bentuk yang paling sederhana dan banyak dijumpai di daerah-daerah cagar budaya atau di desa-desa.
Jolopong memiliki dua bidang atap yang dipisahkan oleh jalur suhunan di tengah bangunan rumah. Batang suhunan sama panjangnya dan sejajar dengan kedua sisi bawah bidang atap yang sebelah menyebelah, sedangkan lainnya lebih pendek dibanding dengan suhunan dan memotong tegak lurus di kedua ujung suhunan itu.
Interior yang dimiliki Jolopong pun sangat efisien. Ruang Jolopong terdiri atas ruang depan yang disebut emper atau tepas; ruangan tengah disebut tengah imah atau patengahan; ruangan samping disebut pangkeng (kamar); dan ruangan belakang yang terdiri atas dapur yang disebut pawon dan tempat menyimpan beras yang disebut padaringan. Ruangan yang disebut emper berfungsi untuk menerima tamu. Dulu, ruangan ini dibiarkan kosong tanpa perkakas atau perabot rumah tangga seperti meja, kursi, ataupun bale-bale tempat duduk. Jika tamu datang barulah yang empunya rumah menggelarkan tikar untuk duduk tamu. Seiring waktu, kini sudah disediakan meja dan kursi bahkan peralatan lainnya. Ruang balandongan berfungsi untuk menambah kesejukan bagi penghuni rumah. Untuk ruang tidur, digunakan Pangkeng. Ruangan sejenis pangkeng ialah jobong atau gudang yang digunakan untuk menyimpan barang atau alat-alat rumah tangga. Ruangan tengah digunakan sebagai tempat berkumpulnya keluarga dan sering digunakan untuk melaksanakan upacara atau selamatan dan ruang belakang (dapur) digunakan untuk memasak.
Ditilik dari segi filosofis, rumah tradisional milik masyarakat Jawa Barat ini memiliki pemahaman yang sangat mengagumkan. Secara umum, nama suhunan rumah adat orang Sunda ditujukan untuk menghormati alam sekelilingnya. Hampir di setiap bangunan rumah adat Sunda sangat jarang ditemukan paku besi maupun alat bangunan modern lainnya. Untuk penguat antar tiang digunakan paseuk (dari bambu) atau tali dari ijuk ataupun sabut kelapa, sedangkan bagian atap sebagai penutup rumah menggunakan ijuk, daun kelapa, atau daun rumia, karena rumah adat Sunda sangat jarang menggunakan genting. Hal menarik lainnya adalah mengenai material yang digunakan oleh rumah itu sendiri. Pemakaian material bilik yang tipis dan lantai panggung dari papan kayu atau palupuh tentu tidak mungkin dipakai untuk tempat perlindungan di komunitas dengan peradaban barbar. Rumah untuk komunitas orang Sunda bukan sebagai benteng perlindungan dari musuh manusia, tapi semata dari alam berupa hujan, angin, terik matahari dan binatang.

Sistem Kekerabatan


Akad nikah adat Sunda di depan penghulu dan saksi.
Sistem keluarga dalam suku Sunda bersifat bilateral, garis keturunan ditarik dari pihak bapak dan ibu. Dalam keluarga Sunda, bapak yang bertindak sebagai kepala keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam yang sangat mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan suku Sunda.Dalam suku Sunda dikenal adanya pancakaki yaitu sebagai istilah-istilah untuk menunjukkan hubungan kekerabatan. Dicontohkannya, pertama, saudara yang berhubungan langsung, ke bawah, dan vertikal. Yaitu anak, incu (cucu), buyut (piut), bao, canggahwareng atau janggawareng, udeg-udeg, kaitsiwur atau gantungsiwur. Kedua, saudara yang berhubungan tidak langsung dan horizontal seperti anak paman, bibi, atau uwak, anak saudara kakek atau nenek, anak saudara piut. Ketiga, saudara yang berhubungan tidak langsung dan langsung serta vertikal seperti keponakan anak kakak, keponakan anak adik, dan seterusnya. Dalam bahasa Sunda dikenal pula kosa kata sajarah dan sarsilah (salsilah, silsilah) yang maknanya kurang lebih sama dengan kosa kata sejarah dan silsilah dalam bahasa Indonesia. Makna sajarah adalah susun galur/garis keturunan.

Masakan Khas

Beberapa jenis makanan jajanan tradisional Indonesia yang berasal dari tanah sunda, seperti sayur asem, sayur lodeh, pepes, lalaban, dll.

Jumat, 10 Agustus 2012

Film-Film Hollywood Versi Bahasa Sunda

a. Saving Private Ryan - Nulungan si Rian

b. Enemy At The Gate - Musuh Ngajedog di Pager

c. Die Hard - Teu Paeh-Paeh

d. Die Hard II - Can Paeh Keneh

e. Die Hard III With A Vengeance - Nya’an euy Hese Pisan Paehna

f. Bad Boys – budag bedegong

g. Rocky - Osok Neunggeulan Batur

h. Rain Man - Lalaki Cicing di Bogor

i. Here’s Something About Marry - Ari Ceu Meri Teh Kunaon?

j. Mission Impossible - Moal Bisa

k. Titanic - Tilelep

l. Paycheck - Nganjuk Heula

m. Reign of Fire - Beubeuleuman

n. Original Sin - Tara Ka Mesjid

o. Sleepless In Seattle - Cenghar Di Ciateul

p. Silence of The Lambs - Embe Pundung

q. Ghost - Jurig Kasep

r. Bad Boys - Budak Baong

s. Are We There Yet? - Lila Teuing Nepina Euy?

t. Home Alone - Tinggaleun

u. Casablanca - Mengkol Ti Sudirman

v. Gone In Sixty Seconds - Indit Siah Kaditu!

w. The Awakening - Hudang Sare

x. After The Sunset - Tereh Maghrib

Kamis, 09 Agustus 2012

Tatarucingan men



Bahasa Arabna buah-buahanAlpukat
Bahasa Arabna PermadaniAlketip
Bahasa Arabna KalenderAlmenak
Bahasa Arabna Parabot dapurAlmunium
Leutik Hideng Kesangan ?Sireum Tas Pus ap
Hideung Koneng Hejo ?Urang Negro Modolna Jukut
Tikajauhan koneng ti kadeukeutan beureumJawab Salah tetenjoan
Di cabak ledok di takol ngabelentrangTai kotok dina Katel
Sato Naon Nupang leutiknaTongo tapa 10 taun,tipes,kagencet batu
Kaleng Naon Nu PaurKalengkahan Maung
Kaca naon nu BeratKacalikan Gajah
Tahu naon nu pangbaunaTahuntu Sia
Ucing Ngising Muru naonMurukungkung
Jelma modol bari naonBarijil
Leutik bodas ngabelesatRemeh napel na pesawat jet
Oray hejo ngaringkel UdudObat nyamuk
Kumaha ngabedakeun gajah leutik jeung gajah gedeDi ayak
Di asupkeun kalah kaluarKancing
Basa Jepangna nu Reneh renangKukira Kura kura
Basa Jepangna BotakKarineke
Basa jepangna Naek MotorSuzuki kutaiki
Basa Arabna OmbehAla an Taina
Basa Arabna KopeahWaddahuulu
Basa Cinana LeupasCing Cuang Cang-cang
Basa Cinana RokCing Cuang Cing Cat
Basa Jepangna BokeSakurata
Mun Turun Lila, Mun Naek GancangLeho
Tugu naon nu enakTugo Monas..monasi goreng, monasi uduk, kumaha ilaing we
Nabi nu sok ngarokoNabi Wir
Sapi naon nu gancangSapida balap
Di teuk teuk angger panjangKacang Panjang
Huluna na suku, matana na suku, irungna nasuku, awakna na suku?Hayam katincak
Leutik bodas hirup,cicing dina huluKutu keur keputihan
Aki-aki ragrag surakSakti
Basa Arabna nini-nini lagrag ti tingkat 5Innalilahi Wainna ilaihi roji’un
Lele naon nu sok aya di sisi jalanLelepon Umum
Bedana Apel jeung UpilApel mah luhureun meja, mun upil handapeun meja
Paskibra naon nu teu ngenahPas kibra-kibrana sare di hudangkeun
Bedana HP jeung monyetHP mah Nokia, monyetmah Nukieu
Lomari naon nu sok nyanyiLomari Irama… anjir maksakeun
Oray naon nu majuna lempengOray ngadahar linggis
Cik Susun jadi kalimat “ Tai-Tikus-Kucing-Makan”Kucing Makan Tikus,…Taina dahar ku Sia
Jelema meuli bantal keur naonKeur hudang